3 Tahun, 3 Perusahaan Berbeda
Cerita mengenai pengalaman saya 3 tahun terakhir, terutama bagaimana saya berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain
Pembukaan
Saya baru menyadari hal ini setelah berbalas komentar pada sebuah post di Facebook terkait acara DevC Build Day 2019, saya menyadari kalau ini adalah kali ketiga saya diminta bantuan untuk menjadi mentor untuk teman-teman peserta yang ikut acara mereka.
Dan salah satu balasan dari komentar tersebut berhasil mengingatkan saya kalau tiga tahun belakangan ini saya sudah bergabung dengan acara DevC Build Day namun tiga perusahaan yang berbeda.
Hal ini ingin coba saya bahas dalam satu blog post terpisah setelah juga diingatkan teman untuk coba sharing hal-hal terkait pindah-pindah perusahaan ini.
Tapi sebelum membahas berbagai hal menarik yang saya alami, agar teman-teman yang belum tau mengenai perjalanan saya ini tidak kehilangan konteks dari cerita selanjutnya maka saya coba kilas balik menjelaskan 3 perusahaan terakhir saya dalam 3 tahun terakhir ini.
Di Blibli.com
Bergabung dan menjadi karyawan Blibli.com bisa jadi adalah langkah terbaik bagi karir saya dalam dunia persilatan coding. Saya bergabung dengan Blibli.com bulan Oktober tahun 2015 setelah sebelumnya saya bekerja di perusahan semacam software house selama 2 tahun lebih sejak pertengahan 2013-an. Saya belajar sangat banyak hal di Blibli.com selama 2 tahun 9 bulan yang akhirnya harus saya akhiri pada Juni 2018, saya ingat saat itu saya resign setelah lebaran idul fitri 2018. Keputusan menginggalkan Blibli.com adalah salah satu keputusan terberat dan paling beresiko yang saya ambil mengingat sebenarnya saya sudah berada dalam “zona nyaman” selama bekerja disini. Hal berat lain adalah karena harus meninggalkan teman-teman yang sudah saya kenal dan temui hampir setiap hari selama hampir 3 tahun belakangan. Berada di tim Mas Ifnu Bima ↗️ sedari bergabung dengan Blibli.com, saya merasa telah berada dalam tim yang sangat mengerti satu sama lain. Saya pada saat itu merasa ketakutan akan sangat kehilangan momen-momen dengan teman-teman saya.
Di Bizzy Indonesia
Hal terberat bagi saya ketika pindah ke tempat baru adalah berusaha beradaptasi dengan lingkungan kerja, orang-orang di dalamnya, cara mereka berbicara, bergaul dan berkomunikasi selalu saja saya rasa berbeda dengan kebiasaan yang selama ini saya jalani. Pun ketika saya pertama di Bizzy Indonesia, meskipun secara beban pekerjaan, saya sedikit diuntungkan dengan pengalaman saya sebelumnya yang memiliki tech stack yang hampir sama, namun tetap saja tidak mudah bagi saya bisa kenal orang-orang di dalamnya.
Butuh waktu berbulan-bulan sampai saya bisa sekedar ngobrol dengan beberapa orang disana. Padahal kalau dipikir lagi mereka tidak seseram itu kok 😂, hanya saja saya yang memang tidak terbiasa memulai suatu obrolan tanpa alasan yang terkait pekerjaan. Saya sangat dibantu dengan berada di tim om Bobby Siagian ↗️ yang mana sangat supportif dan meringankan beban saya untuk beradaptasi, ditambah dengan bertemunya kembali dengan kawan lama saya, Ardi Firmansyah ↗️ yang membantu mengarahkan saya dalam banyak hal (–seperti kala dulu ya, Bro 🙇).
Saya beruntung bergabung dengan Bizzy Indonesia dan tim om Bobby pada saat ritme development mereka tidak sekencang beberapa bulan sebelumnya. Pada saat itu mereka sedang mulai untuk stabilisasi fitur dan teknologi yang mereka gunakan, termasuk di dalamnya memulai mengadopsi berbagai best practice agar bisa menghasilkan produk perangkat lunak yang mumpuni secara kualitas akhir maupun kualitas teknologi itu sendiri. Sebagai Frontend Developer, jujur saja kala itu kualitas kode yang dihasilkan kami di Bizzy belum begitu baik. Bisa dimaklumi karena mereka baru saja menyelesaikan migrasi besar-besaran pada platform mereka, sehingga jadwal yang terlalu padat bisa menjadikan orang agak acuh pada kualitas kode yang ditulisnya sendiri.
Stress? sebagian kecil iya karena saya sebetulnya sudah rada terbiasa melihat kode yang tertata rapi, tapi saya justru melihat ini sebagai peluang bagi saya yang sudah memiliki pengalaman dalam hal ini untuk bisa memberikan kontribusi lebih melihat kondisi pada saat itu. Dan benar saja, beberapa bulan setelahnya saya dan teman-teman diberikan kesempatan, kepercayaan dan waktu yang dedicated untuk memperbaiki banyak hal agar kualitas kode bisa berangsur membaik dan mengarah ke tujuan yang diharapkan.
Dipimpin oleh pak Etji ↗️ dan dibantu oleh duo DevOps terbaik dan bersifikat, om Dani ↗️ dan om Ucup ↗️ serta duo Test Architect handal, om Buddy ↗️ dan om Wib ↗️ kami sebagai Frontend Developer merasa sangat dimudahkan dan dibantu sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan kami dengan mudah dan lebih mantap tanpa dirusuhi lagi urusan integrasi ke berbagai tools internal maupun urusan deployment.
Saya bergabung di Bizzy sejak Juli 2018 dan memutuskan untuk resign pada Juni 2019, satu tahun kurang lebih. Saya pindah setelah lebaran idul fitri (–lagi-lagi) 2019. Sesungguhnya Bizzy Indonesia telah juga menjadi “comfort zone” bagi saya kala itu, bayangkan saja saya bisa tetap kerja dengan sebelumnya di pagi hari mengantar jemput anak sekolah. Keleluasaan waktu seperti sangat-sangat berharga bagi saya, apalagi di masa-masa dimana anak-anak butuh lebih banyak kehadiran saya di rumah.
Di Tokopedia
Saya bergabung di Tokopedia sejak Juni 2019 dengan banyak harapan tersemat, berharap saya tidak akan kesusahan beradaptasi mengingat mereka bahkan punya lebih dari 4200 Nakama (–karyawan Tokopedia), berharap bisa belajar banyak hal baru karena sebelumnya saya selalu ngoding Vue sementara Tokopedia sudah terkenal dengan pengguna React, berharap bisa belajar dari orang-orang hebat yang saya tau ada di dalamnya.
Namun sedari awal, saya sudah mempersiapkan diri kalau-kalau banyak hal yang berbeda dengan ekspektasi karena pun pada tempat yang kalian kira adalah tempat terbaik di muka bumi ini akan selalu ada kekurangan dan tantangan yang berbeda satu sama lain.
Yang bisa saya sampaikan
Pindah-pindah tempat kerja dalam waktu yang relatif singkat sebetulnya bukanlah sebuah prestasi yang bisa saya maupun kalian banggakan pada khalayak ramai. Cukuplah saja hasil dari kontribusi nyata kalian pada tempat kerja tersebut yang dijadikan sebagai sebuah pencapaian dan layak untuk dibanggakan. Namun sebagai manusia kita juga perlu menghargai keputusan masing-masing orang, ketika semisalnya orang tersebut memutuskan untuk pindah-pindah dalam waktu singkat. Percaya saja kalau orang tersebut mungkin sudah punya alasan terbaik untuk melakukan hal itu.
Pindah pekerjaan selalu merupakan hal sulit, tidak pernah mudah. Banyak hal yang kalian harus mulai lagi dari awal. Selalu berpikir berkali-kali terlebih dahulu ketika terbersit keinginan untuk pindah kerja. Apalagi untuk orang-orang yang sudah punya istri dan anak-anak yang harus ditanggung secara finansial. Coba bicarakan dengan orang-orang terdekat mengenai rencana pindah kerja tersebut, siapa tau pendapat orang lain bisa membantu dalam mengambil keputusan.
“Die First, Then Quit” – Jangan keluar, sebelum kalian memberikan yang terbaik dari yang kalian bisa. Bila segenap tenaga telah dikerahkan dan hasilnya masih tidak membahagiakan kalian, maka mungkin saatnya kalian keluar.